Senin, 02 Februari 2009

MODEL MENGAJAR

MODEL MENGAJAR
MATA DIKLAT PRODUKTIF
Pendekatan pengembangan
BUSINESS CENTRE



Disusun oleh:
Drs. Rahmad Darmono
NIP. 131470356
Guru SMK Negeri 5 Surakarta









IDENTITAS

1.Nama : Drs. Rahmad Darmono
2.NIP : NIP. 131470356
3.Pangkat / Golongan : Pembina / IV a
4.Jenis Kelamin : Laki - Laki
5.Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 18 April 1960
6.Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1)

7.Pengalaman kerja :

a.Guru
SMK 5 Negeri Surakarta
1985 - sekarang
b.Dosen / KAPRODI Teknik Elektronika
POLYTEKNIK SURAKARTA
1997 - sekarang
c.Wakil Kepala Sekolah Hubungan Industri
SMK 5 Negeri Surakarta
1995 - 1997
d.Ketua Unit Produksi
SMK 5 Negeri Surakarta
2008 – 2011
e.Rencana dan Pengembangan Sekolah
SMK 5 Negeri Surakarta
2006 – sekarang
f.Ketua Tim Evaluasi Diri
SMK 5 Negeri Surakarta
2007 – sekarang





KATA PENGANTAR

Pendidikan secara umum bertujuan memberikan pengalaman untuk merubah tingkah laku menjadi lebih dewasa/lebih baik melalui pengajaran dan latihan (Sugihartono dkk ,psikologi pendidikan ,UNY ,2007). Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan memiliki tiga tujuan pokok yaitu ; menyiapkan peserta didik untuk menjadi tenaga menengah,melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan menyiapkan peserta didik untuk mandiri /berwiraswasta.
Proses pendidikan dan pelatihan setiap mata diklat khususnya mata diklat produktif harus dipersiapkan agar mengacu pada tujuan pendidikan secara umum,pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan dan tujuan mata diklat produktif .
Pengajaran harus memiliki kualitas ketrampilan/kompetensi yang dapat memberikan kecakapan hidup (life skill) kepada peserta didik. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum yang berbasis Kompetensi (KBK).
Dasar teori akademik Mathematika, Fisika-Kimia ,Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik agar memiliki flexibilitas dan adaptabilitas yang tinggi dalam perkembangan lingkungan belajar/kerjanya.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) psikologis peserta didik harus dipersiapkan dengan memberikan motivasi yang berorientasi pada pencapaian dan pengelolaan prestasi,apersepsi dan apresiasi mata diklat produktif serta wawasan kewirausahaan/enterprenuership.
Sekolah Menengah kejuruan (SMK) mengandalkan model Pendidikan dan pelatihan berbasis Produksi (Production Based Trainning) ,sehingga hasil akhir dari pembelajaran mata diklat khususnya mata diklat produktif harus memberikan kontribusi untuk model pendidikan pelatihan berbasis produksi .Dari pengamatan penulis melalui media cetak,media elektronik komunikasi serta pameran nasional yang diselenggarakan Depdiknas, Production Based Trainning (PBT) belum nampak hasilnya,kreatifitas,inovasi dan profesionalisme SMK belum seperti yang diharapkan sejak Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ) digulirkan (1993/1994).
Dengan mengkaji berbagai hal tersebut penulis mencoba model pendekatan pembelajaran mata diklat produktif dengan teori kesenjangan agar dapat mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan pendidikan berbasis produksi (Production Based Trainning) .Model ini juga dapat bermanfaat untuk mengatasi kendala kurangnya fasilitas di sekolah,meningkatkan krativitas siswa dan inovasi unit produksi ( Bisnis Center ).
Ada beberapa syarat untuk melaksanakan model pembelajaran ini yaitu :
1. Penguasaan dasar akademis
2. Penguasaan kompetensi produktif
3. penguasaan dasar psikologi pendidikan
4. penguasaan dasar kewirausahaan dan perencanaan bisnis
Pendekatan model pembelajaran ini berdasarkan pengalaman mengajar penulis,pengalaman diklat,studi perbandingan dengan institusi terkait,isu populer/strategis dan opini masyarakat.
Harapan kami, semoga karya tulis ini dapat menjadi tambahan apresiasi alternatif model mengajar/urun rembug dalam memajukan pendidikan Sekolah Menengah kejuruan (SMK).


Surakarta, 26 November i 2008


Drs. Rahmad Darmono



BAB I
PENDAHULUAN

Mengajar mata diklat produktif pada Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dituntut untuk dapat berapresiasi dengan tujuan pembelajaran umum,tujuan pembelajaran diklat produktif dan tujuan pendidikan SMK.
Pembelajaran mata diklat produktif harus dapat memberikan pengalaman ketrampilan yang nantinya dapat dijadikan analisa dan sintesa belajar IPTEK dalam pengembangan pengalaman hidup peserta didik.
Pembelajaran mata diklat produktif pada tingkat II ,program keahlian teknik secara umum ,SMK Teknologi dan Industri ,merupakan mata diklat dasar kejuruan yang umumnya fasilitas praktek/pendukungnya masih kurang. Pendekatan methode dan Media mengajar harus dikemas sedemikian agar apresiasi tujuan pendidikan dan pelatihan dapat tercapai.
Pendekatan yang disajikan ini mencakup beberapa tahapan dengan materi yang dapat digambarkan dengan urutan blok dibawah ini :



Pengenalan dan pemahaman tujuan belajar
Penyamaan persepsi yang selaras dengan tujuan pembelajaran mata diklat produktif disesuaikan isu populer/strategis/yang berkembang
Motivasi berprestasi,pemahaman diri dan penentuan tujuan (goal Setting)
Penguassan materi dasar didukung dasar akademik
Penguasaan kompetensi mata diklat produktif
Analisa dan syntesa IPTEK
Dengan diskusi kelompok
Teori Kesenjangan
Karya inovatif,terapan dan berwawasan pasar
Hak cipta dan hak paten
Manajemen Bisnis Center

Untuk melaksanakan pembelajaran dengan model ini diperlukan penguasaan materi :
1.psikologi pendidikan dasar ( Mis : phiramida kebutuhan Maslow)
2.Visi ,Misi dan tujuan Sekolah
3.Dasar motivasi berprestasi (AMT)
4.Penguasaan materi kompetensi Alternatif energi dan fisika-kimia pendukung
5.Teori kesenjangan
6.kewirausahaan
7.Hak paten dan hak cipta
8.pengkajian terhadap isu strategis/populer/yang sedang berkembang
Untuk pelaksanaan pembelajaran materi kompetensi berpegang pada Rencana Pengajaran dengan pengaturan jumlah alokasi waktu 75 % ,sedang untuk apersepsi,motivasi belajar,enterprenuership, teori kesenjangan dan pengerjaan karya inovatif berujud penyusunan proposal/karya ilmiah dengan alokasi waktu 25%.
Evaluasi belajar mata diklat dengan model belajar ini harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku dengan NA (nilai Akhir) kompetensi melalui test formatif,sumatif dan laporan hasil praktek . Nilai hasil praktek dapat diganti dengan hasil karya inovatif yang berujud proposal atau karya ilmiah lain.

Dengan model ini dapat diperoleh manfaat :
1.peserta didik lebih termotivasi dalam belajar
2.peserta didik memiliki pengalaman karya ilmiah
3.peserta didik lebih siap untuk memasuki tugas akhir ataupun mengikuti lomba karya ilmiah remaja teknologi tepat guna.
4.mengatasi minimalnya fasilitas dan bahan praktek sekolah


BAB II
PENDEKATAN MENGAJAR DENGAN TEORI KESENJANGAN

A.Teori Kesenjangan
Teori kesenjangan adalah penerapan belajar dengan mengandalkan pengamatan,imajinasi,pemahaman ,pengalaman dan penerapan untuk selalu bertanya kondisi sesuatu keadaan atau tempat.(Primagama 1991)
Belajar dengan teori kesenjangan ,peserta didik belajar tentang persepsi,imajinasi dan prediksi.peserta didik harus dapat mengetahui dan memahami sejarah penemuan teknologi atau ilmu pengetahuan sehingga akan lebih dapat bertanya dengan :
“Seharusnya bagaimana ?“
“Sesungguhnya bagaimana ?“
Kesenjangan ini akan menemukan masalah, sehingga masalah harus ditemukan solusinya atau pemecahanya. Jawaban permasalahan ini diarahkan untuk berkarya dengan teknologi yang berwawasan pengembangan/inovasi atau penemuan.

B.Tujuan pembelajaran mata diklat produktif
Tujuan embelajaran mata diklat produktif adalah memberikan pemahaman, pengetahuan dan pengalaman belajar kompetensi yang berhubungan dengan dinamika lingkungan. Misalnya : pembelajaran pengkajian sumber tenaga listrik alternatif , improvisasi yang disajikan menyangkut pemahaman secara kimia-fisika ,sifat alamiah,efek dan yang ditimbulkan dan kemungkinan pengolahan dan pemanfaatanya.
1.Energi air
2.Energi Matahari
3.Energi angin
4.Energi bio massa
5.Hidrodynamic dan Nuclear,dll.
6.
C.Psikologi pendidikan
1.Motivasi belajar
Motivasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kesiapan belajar peserta didik.Kesiapan peserta didik dipengaruhi oleh pemenuhan tingkat kebutuhan hidup.Tingkat kebutuhan hidup menurut Maslow dapat disusun seperti piramida :


Proses belajar yang diawali dengan pemahaman kebutuhan akan meningkatkan perhatian dan motivasi belajar anak didik.
1.Motivasi berprestasi
Dasar Achievment Motivation Training (AMT) :
AMT dibutuhkan untuk memahamidiri sendiri tentang kelebihan dan kekurangan personal.
AMT mengajarkan cara bertanggungjawab secara pribadi dan menanamkan pola pikir kondusif ,interaktif dan produktif.
AMT mengajarkan koordinasi antara Need (kebutuhan), Organisasi, Action dan Coordination (NOAC). Untuk menentukan tujuan atau target / goal setting.
AMT mempelajari kiat – kiat mencapai dan menggunakan prestasi.
B.Pelaksanaan rencana pembelajaran
1.Apersepsi
Dalam pelaksanaan rencana pembelajaran harus diawali dengan pembentukan persepsi belajar (Apersepsi) dengan melihat isu strategis / populer yang berkembang di masyarakat.
Contoh :
Dalam Pembelajaran tentang Energi Air
Isu populer yang diangkat adalah tentang krisis BBM yang diprediksikan habis pada tahun 2030 dan air merupakan alternatif energi pengganti. Sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar lebih jauh.Toyota sudah memelopori mobil hibrid berbahan bakar hidrogen dengan fuel cell.
2.Penguasaan Teori Dasar
Belajar tentang energi air harus memahami reaksi oksidasi – reduksi air :
2H2 + O2 2H2O + Energi
Energi air dapat diperoleh dari :
a.Pembakaran gas Hydrogen (H2)
b.Reaksi H2 + O2
3.Penguasaan Kompetensi
Kompetensi / ketrampilan mengolah energi air dan konversi energi air meliputi :
a.Model pengolahan energi air; energi potensial, kinetik, tekanan uap, reaksi kimia atau cell bahan bakar.
b.Peralatan pendukung yang digunakan dan cara kerjanya.
c.Alternatif penggunaan,hasil yang dibangkitkan,dan effectnya.
Dalam setiap pelaksanaan rencana pembelajaran /pokok bahasan selalu diawali dengan Apersepsi, materi dasar, materi pokok kompetensi, aplikasi alternatif dan evaluasi.

C.Kemampuan analisa –syntesa penguasaan IPTEK dan Teori Kesenjangan
Pada akhir semester terakhir, teori kesenjangan diajarkan agar siswa dapat menghasilkan karya inovatif.

Teori Kesenjangan meliputi :
1.Sejarah penentusn teknik sekitar kita
2.Cara – cara berimajinasi positif
3.Cara inovasi prediktif (titen)
4.Analisa kesenjangan
5.Teori BLACK –BOX (kotak hitam)
6.Diskusi kelompok

Pada bab ini siswa dituntut untuk menganalisa, menggabungkan dan membandingkan beberapa ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki agar menghasilkan karya inovatif.
Sejarah penemuan teknik sekitar kita, akan memberikan gambaran bagaimana orang menemukan sesuatau yang bermanfaat, sehingga akan meningkatkan imajinasi siswa.
Bimbingan cara berimajinasi akan mengarahkan siswa pada daerah berfikir yang lebih terkonsentrasi. Teori kesenjangan akan mendukung penemuan judul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum jelas yang akan diterapkan tetapi sudah tergambarkan abstrak.
Agar imajinasi tidak kabur atau hilang percuma maka Teori Kotak Hitam (BLACK – BOX) menjadi pilihan cara yang cukup efektif. Diskusi kelompok akan menemukan bentuk dan teknik karya inovatif.
Contoh :
Penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara
Wright bermimpi bisa terbang
Mulai membuat model sayap burung
Ditemukan model yang Aerodinamis
Bisa terbang dengan pengendalian seperti ekor burung
Siawa berimajinasi bebas
Dibatasi pada ruang / tempat / bagian tertentu.
Misalnya : Kamar kost
Analisa kesenjangan diterapkan
“Seharusnya bagaimana ? “
“Sesungguhnya bagaimana ? “
“Seharusnya di kamar kost.
Waktu belajar lampu terang.
Waktu tidur lampu redup.”
“Sesungguhnya di kamar kost.
Waktu belajar lampu terang.
Waktu tidur lampu terang ”
Teori BLACK – BOX
Teori kotak hitam merupakan alternatif pemecahan masalah atau jawaban/solusi dengan teknologi.judul/inovasi/temuan masih dalam bentuk abstrak/gambaran/pengandaian.
“Sesandainya lampu di kamar kost dapat otomatis sesuai penggunaan / kebutuhan. ”

 
operasional / cara kerja ?
sambungan ?
teknologi ?
bentuk ?

Diskusi kelompok
Akan menjawab efek berantai dari berbagai pertanyaan dengan kemampuan analisa – syntesa siswa,serta kemampuan penguasaan IPTEK hasil belajar. Agar judul/imajinasi terwujud pertanyaan akan terus bergulir dan harus terjawab?.Sehingga motivasi mencari jawaban akan memotivasi cara belajar siswa,dengan membaca buku,membaca majalah teknik,bertanya kepada guru atau orang profesional ,melihat pameran,dan seterusnya.




BAB III
PENDEKATAN RELEVANSI BUSINESS CENTRE



A. Karya inovatif berwawasan pasar

1.Wawasan kewirausahaan
Karya inovatif diharapkan memiliki pangsa pasar, sehingga siswa harus dibekali kewirausahaan / enterpreneurship agar siswa dapat mengembangkan sikap prediktif – intuitifnya.
belajar mengamati bentuk celana panjang dari tahun 1960 – 2008 ?
belajar mengamati bentuk mobil dari tahun 1960 – 2008 ?
belajar mengamati potongan rambut wanita / pria dari tahun ke tahun ?
Hal ini akan meningkatkan pemahaman tentang pergerakan perubahan atau trend dari tahun ketahun yang menyebabkan peserta didik memiliki kepekaan ( titen ) ,yang selanjutnya dapat mengembangkan atau menemukan karya baru yang memiliki nilai jual dengan mempertimbangkan pangsa pasar yang ada.Sikap seperti ini merupakan kekuatan prediktif – intuitif.
2.Proposal karya inovatif
Untuk aktualisasi diri bagi siswa dalam berimajinasi untuk menemukan karya inovatif dituangkan dalam bentuk proposal yang siap direalisasikan dengan sponsor / pendukung atau pribadi.
Systematika proposal :
1. Halaman Judul
2. Identitas
3. Pengesahan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A.abstraksi
B.tujuan pembuatan
Bab II Pembahasan judul
a.Pengertian Umum
b.Prinsip Kerja
c.Alat dan bahan
d.Bagan / Konstruksi
e.Gambar Rencana
Bab III. Pendanaan
Bab IV. Penutup

B. Sosialisasi Hak cipta dan Hak Paten
Kurikulum pada pembelajaran produktif sangat kurang menyinggung tentang hak cipta dan hak paten ,sehingga siswa SMK selalu mengalami permasalahan dalam actualisasi diri/berkarya/berinovasi.
Secara umum anak didik/Masyarakat tidak peduli atau tidak memahami hak cipta dan hak paten sehingga Bangsa Indonesia memiliki problem dengan Hak paten dan Hak cipta dalam menyongsong AFTA atau Global.
Production Based Trainning akan berhasil bila Teaching Factory dapat berjalan baik pada setiap Program Keahlian. Dan TF ini merupakan tolok ukur untuk keberhasilan Business Centre di sekolah khususnya SMK.Guna mendukung hal ini sosialisasi HAKI melalui mata diklta produktif sangat diperlukan.
B.Manajemen Business Centre
Bisnis center atau pusat manajemen bisnis di sekolah yang dulu disebut Unit Produksi ,hingga saat ini masih menjadi problem /masalah di berbagai SMK di berbagai Daerah. Bentuk manajemen,struktur organisasi,pemilihan SDM,Kesepakatan kerja dan penggajian,jenis produk , model kerjasama dan model pemasaran masih selalu menjadi kendala.
Pembelajaran dengan model ini akan menemukan bentuk yang mendekati untuk mendukung Manajemen Business Centre .


BAB IV
PENDEKATAN EVALUASI BELAJAR

Hasil karya inovatif menjadi salah satu alat ukur pembelajaran mata diklat produktif karena di situ mencerminkan proses belajar kognitif, afektif dan physcomotorik.Tingkatan belajar pengetahuan,pemahaman ,analisa , syntesa dan aplikasi terimplementasikan dalam karya inovatif .

Formulasi untuk hasil evaluasi :




BAB V
PENUTUP

Model pembelajaran dengan teori kesenjangan ini berdasarkan pengalaman mengajar selama 23.5 (dua puluh tiga setengah) tahun serta melihat kurang succesnya program PRODUCTION BASED TRAINNING di SMK sekarang karena karya inovatif tidak pernah/kurang sering muncul dalam kancah lomba atau event pameran nasional.
Karya inovatif dilingkungan SMK lebih banyak menghasilkan media pembelajaran atau malah media itu sendiri.
Sementara tuntutan pengentasan kemiskinan lebih membebani tujuan pendidikan kejuruan baik pada tingkat menengah ataupun pendidikan tinggi.Karya anak bangsa selalu ditunggu tetapi sangat jarang muncul dipermukaan/kurang terbuka/kurang publikasi atau kurang succesnya model pembelajaran SMK .Karya tulis ini mencoba menjawab permasalahan dengan alternatif pendekatan dengan teori yang sederhana tetapi sangat mendasar-luas ,mendasar karena peserta didik dibekali roh ketrampilan yang dapat hidup dan berkembang sesuai pergaulan bangsa dalam era modern( Ki Tyasno Sudharto,opini Kebangkitan nasional 2008).Luas karena berwawasan global dan peduli masalah Bangsa.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pendidikan sekolah kejuruan dan menjadi urun rembug pembangunan pendidikan nasional.


Daftar Pustaka :
a.Sugiharto dkk ( 2007),Psikologi pendidikan ,Universitas Negeri Yogyakarta
b.Drs. H. Daryanto (2007), Evaluasi Pendidikan,Rineka Cippta,Jakarta
c.Ki Tyasno Sudharto,(2008) Opini 100 tahun kebangkitan Nasional, Kedaulatan rakyat. Yogyakarta
d. Purdi E Chandra ( 1990) ,Achievement Motivation Trainning,Primagama,Yogyakarta

3 komentar:

  1. DALAM PEMBUATAN MODEL PEMBELAJARAN TOLONG BUKU-BUKU REVERENSINYA HARUS JELAS

    BalasHapus
  2. Zeny N :tolong beri informasi mengenai literatur apa saja yang membahas THEACHING FACTORY pak, sekali lagi tolong kirim ke email: guruzeny@yahoo.com terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus