Kamis, 05 Februari 2009

POTENSI , SEMANGAT , BEKERJA TUNTAS DAN PRESTASI

Mengapa kita masih mendengar,melihat dan mengalami :

Memiliki sumber daya yang besar tetapi tidak dapat memanfaatkannya?

Punya rencana yang hebat tetapi tak pernah bisa tuntas mengerjakan?


Cara pandang , pola pikir , budaya dan pengaruh isu


Ada apa dengan Bangsa kita,ada apa dengan Masyarakat kita,ada apa dengan Anak didik kita,ada apa dengan anak-anak kita ?


Jauh dikampung pinggir gunung sana ,anak-anak belajar budipekerti,sopansantun,unggah-ungguh ,gotong-royong dan belajar agama –ajaran yang benar –bersanding pohon paku-pakuan purba.

Gemuruh globalisasi mau tak mau,suka tak suka menghembuskan modernisasi(yang disebut/dianggap modern) dan menghampiri siapa saja,kalangan apasaja,generasi manasaja dan kejadian selanjutnya…

Seperti anak-anak yang rapi belajar mengaji diterpa banjir, ada yang bertahan dengan kepercayaan dan kecakapanya,ada yang terseret arus berlumpur,ada yang jingkrak-jingkrak,ada yang sedih menangis,dan ada yang bingung cara mengambil langkah.


Negeri kita adalah negeri Nenek Moyang pelaut dari Hindia belakang,terpepet lari atau karena cakap melaut tetapi telah sukses membangun bangsa yang besar dan hebat.

Nenek Moyang mewariskan hidup secara Fitroh , kita dilahirkan dengan memiliki niat menjadi orang baik, dan kita adalah bangsa yang apikan. (suka berbuat kebaikan)


Sejarah menggambarkan bahwa pemerintahan kita adalah komunitas kerajaan,yang memiliki banyak Radja-Radja. Dan pemerintahan kerajaan secara alamiah atau pemaksaan/kudeta selau terjadi pergantian,dan kebanyakan pergantian tidak mempedulikan semangat /monumen yang baik pemerintahan sebelumnya ( tumpes -kelor).

Jadi kapan anak-anak kita yang sopan menjadi berubah ?... dari sejak zaman kerajaan?,dari zaman penjajahan ?,ketika berurbanisasi dari Desa ke Kota?, dari pengaruh global,dari pengaruh isu dan media?,..atau akumulasi dari semuanya ?


Kita mesti mengajari anak-anak untuk manajemen hati, betapa Masyarakat kita sangat-sangat gampang terpengaruh isu.yang isu itu sesungguhnya akan merugikan/memakan mereka sendiri sekalupun.Kita mesti menanamkan perasaan “ bila orang lain succes kita turut bangga,dan kita bisa seperti mereka


Mari kita kembali dengan berpegangan ajaran waktu kita dikampung pinggir gunung,tetapi semangat dan pikiran kita menatap masa depan dengan wawasan global.dan terima kasih Nenek Moyangku.


Semangat berprestasi dan mengabdi


Bekerja dengan memberikan yang terbaiksebanyak-banyaknya untuk atasan,organisasi atau lingkungan adalah membangun kesuccesan kita di masa datang.( Mario Teguh)


Ungkapan diatas adalah gambaran wong apikan , yang apabila semangat hidup kita menerapkannya betapa majunya semangat dan pandangan hidup Masyarakat/Bangsa kita.Konteks wong apikan di era global akan dipengaruhi/dikikis oleh arus modernisasi,karena segala sesuatu diukur dengan materi/uang bukan dengan nilai-nilai ajaran.

Betapa susahnya komunitas,kelompok,organisasi atau pemerintahan mencapai tujuan yang sudah direncanakan dengan Blue Print Hebat, bila semangat mengabdi dan semangat berprestasi terkikis arus modernisasi ukuran yang bukan nilai-nilai ajaran.Kita harus menyadari bahwa tingkat kebutuhan ada batasnya,yang tidak boleh berlebihan sehingga hak dan kewajiban bisa diwujudkan dalam pengabdian kerja .


Betapa masih banyak orang tidak dapat memahami kebahagiaan,padahal kebahagiaan sangat –sangat luas tersedia. Kebanyakan orang memahami kebahagiaan adalah uang,mobil,rumah atau materi ,padahal cara menikmati kebahagiaan adalah sederhana dan sangat mudah.yang paling parah banyak orang tidak tahu bahagia itu sendiri.

Anak-anak golongan kelas kebanyakan , memandang memancing,bersepeda bukan kebahagiaan, bahkan naik mobil bukan kebahagiaan karena sejak lahir segala suatu tersedia secara materiil…nah ada yang kemudian menganggap kebahagiaan dimaknai dengan narkoba (sesuatu yang harus dihindari)



Mengapa dalam legenda anak-anak Radja(calon mahkota) banyak dibuang /diasingkan dipedesaan/hutan/medan rusuh,.. tentu hal ini dalam rangka mempersiapkan mental phisik dan phykis. Kalau” Ngerti legi sebab ngerti pahit” -kalau kita mau tau sesuatu yang manis kita harus merasakan yang pahit .


Kebahagiaan/kepusaan dapat digali dihati kita masing-masing ,apa hoby atau kegemaran kita ? pasti kita bisa menikmatinya walau hanya menjadi petani kecil(Ebiet G. AD).Tingkat kepuasan seseorang akan mempengaruhi produktivitas kerja.


Kebiasaan kurang populer beraktivitas dan bekerja


Apakah kita termasuk orang yang suka menciptakan pekerjaan ?,atau sekedar mengerjakan seperti kebanyakan orang mengerjakan ? atau kita lebih suka jadi makelarnya ?


Bekerja /beraktivitas akan menyebabkan efek timbal balik yang berujung suatu kepuasan.

Menggadang-nggadang anak untuk menjadi pegawai negeri /pejabat tidaklah salah,tetapi diera yang sekarang ini menjadi tidak terlalu benar.

Ada yang harus lebih diantisipasi yaitu menanamkan kemandirian dengan menciptakan pekerjaan sendiri(wirausaha). Sekolah menengah kejuruan memiliki tanggung jawab besar dalam rangka menciptakan pekerjaan dengan ketrampilan/kompetensi.apakah SDM kita siap dengan pendidikan kewirausahaan ?.secara bertahap kita harus mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan kemandirian ini agar kita memiliki produk dalam negeri yang bernilai devisa,dan nilai rupiah terangkat,dan kita menjadi makmur bersama .

Kita banyak mengerjakan kebiasaan yang kurang populer ,lebih malas menggali sumber daya ,lebih malas mengolah sumber daya, lebih suka jadi makelar ,modal ngomong dapat duit, memiliki aset dikontrakkan /disewakan.

Kita harus peduli lebih bersemangat mengelola sumber daya/aset yang kita miliki dengan segala resiko dan tantangannya.

Kita harus merencanakan pekerjaan sematang-matangnya dengan melihat dan mengukur daya dukung ,sehingga pekerjaan/rencana diselesaikan tuntas berkwalitas.bukan asal asalan,asal selesai…..terakhir menthok “ karena tidak ada dana “



Kepemimpinan tidak berorientasi masa depan


Ombak globalisasi yang besar adalah gelombang demokrasi, apakah regenerasi kepemimpinan sudah berorientasi masa depan yang demokratis?, atau asal ada perubahan,atau asal tidak si A-Z.

Pada kenyataannya Masyarakaat kita adalah masyarakat frustasi,masyarakat kecewa,masyarakat bingung,masyarakat tanpa jatidiri ?.

…ketua DPRD terbunuh atas nama demokrasi…sepak bola nasional wasit diinjak-injak…Mahasiswa antar perguruan tinggi tawur…antar desa di Ambon,Jakarta, Nusa tenggara tawur…

Apa yang didambakan Masyarakat ?. Kepemimpinan yang beorientasi masa depan.


Bagaimana dengan nilai-nilai yang diajarka Nenek Moyang ,yang pada dasarnya kita adalah wong apikan?.

Tusuk konde bangsa sudah dilepas?..apakah dengan pendidikan Nasional kita bisa memasang lagi tusuk konde bangsa ?.


Bapak ibu guru harus mengajarkan bagaimana menjaga tusuk konde Ibu pertiwi tidak sembarangan dilepas,agar kita dapat makmur bersama.


Kepedulian pendidikan kejuruan dan kewirausahaan


Beban terberat Pendidikan Kejuruan adalah membekali anak didik dengan kompetensi untuk dapat hidup mandiri. Siapa peduli dengan kewirausahaan di SMK ? siapa bisa menciptakan kelulusan yang dapat mandiri, berapa prosen anak didik yang diproyeksikan untuk berwira usaha ?...bagaimana cara menanganinya?.


Undang undang pendidikan telah mengamanatkan , Pendidikan Non Formal dan Informal sudah menjamah, PNPM sudah digulirkan,unit produksi ,Businees center digulirkan , siapa peduli?.betapa blue print Pendidikan Nasional kita hebat/?.


Ayoo,diskusi- seminar…kita bisa !




Rahmad Darmono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar